Cover Crop atau tanaman penutup adalah tanaman yang digunakan terutama untuk memperlambat erosi, meningkatkan kesehatan tanah, meningkatkan ketersediaan air, menutupi gulma, membantu mengendalikan hama dan penyakit, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan memberikan berbagai manfaat lainnya untuk pertanian.
Penanaman cover crop juga bisa merusak lapisan tanah yang terkompaksi, menambah bahan organik ke dalam tanah, meningkatkan keberagaman tanaman di lahan pertanian, serta menarik penyerbuk. Untuk menghadapi tantangan climate change saat ini, cover crop bisa menjadi alternatif upaya untuk meningkatkan ketahanan terhadap hujan yang tidak teratur, kadang semakin intensif, serta dalam kondisi kekeringan. Bisa dikatakan cover crop membantu ketika tidak turun hujan, membantu saat hujan, dan membantu ketika hujan deras.
Oleh sebab itulah beberapa petani di desa Jarak, kecamatan Wonosalam menambahkan cover crop ke dalam rotasi tanaman mereka untuk memperoleh banyak manfaat dari upaya tersebut. Terlebih lagi desa Jarak merupakan salah satu lokasi yang rawan bencana banjir dan erosi di kabupaten Jombang sehingga sangat tepat kalau cover crop diterapkan dalam lahan pertanian dan perkebunan.
Menurut analisis data hasil panen yang dikumpulkan dalam survei nasional, petani dapat mengharapkan peningkatan hasil jagung sebesar 3% dan peningkatan hasil kedelai sebesar 4,9% setelah lima tahun berturut-turut menggunakan cover crop/tanaman penutup. Pada tahun kekeringan 2012, petani melaporkan peningkatan hasil yang lebih besar ketika mereka menggunakan tanaman penutup: 9,6% pada jagung dan 11,6% pada kedelai. (BRKS.OR.ID)