Komunitas Petani Jarak – Wonosalam, Hidupkan Kembali Wisata Ekologi di Bukit Pecaringan (6)

Air Wonosalam: Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Gunung Anjasmoro dari bukit pecaringan kita bisa melihat atas pemandangan pepohonan yang melambai memberi kesan kehidupan yang damai, sejuk, berkelimpahan air. Tetapi jika kita melihat dari dekat didesa jarak, kecamatan wonosalam kabupaten jombang, kita akan menyadari bahwa air itu justru masih menyimpan beberapa masalah turunannya.

Pada musim hujan, wilayah ini menghadapi ancaman erosi, longsor, dan banjir, yang terjadi setiap 4-5 tahun, Salah satu peristiwa besar adalah banjir bandang yang terjadi di Desa Jarak pada tahun 2006, hujan deras menyebabkan sungai-sungai di wilayah ini meluap, ditambah dengan longsor di beberapa titik yang memperburuk keadaan. Akibat banjir bandang, rumah warga, ternak, kandang, jembatan,tempat ibadah, mengalami kerusakan yang cukup parah.

Sebaliknya di musim kemarau, persoalan debit air sangat kecil terlihat di sungai jarak dikarenakan diambilnya air permukaan sungai melalui pusat penampungan air dusun sanggar kemudian dialirkan melalui pipa pipa untuk kebutuhan warga sebagai kebutuhan rumah tangga yang jumlahnya cukup besar (6 pipa) total 26 dem. Selain itu, jika kita melihat landscape ke bawah, terdapat banyak lahan milik warga yang terbengkalai dan lahan Perhutani yang kalau kita lihat melalui foto satelit terlihat adanya alih fungsi lahan yang semakin mengurangi daya dukung alam terhadap kelestarian air.

Dengan kondisi tersebut dapat dipastikan ketersediaan air akan menjadi masalah serius baik itu untuk keperluan lahan pertanian tanaman pangan maupun untuk keperluan air bersih bagi kebutuhan rumah tangga di wilayah bawah (kecamatan) sekitar kaki gunung anjasmoro wonosalam sampai kota Jombang.

Dalam situasi yang seperti diatas kita melihat, air masih belum menjadi konsepsi penting bagi edukasi, air masih kurang dipahami sebagai aset lingkungan, pengelolaan air masih belum efektif, belum adanya tanggungjawab sendiri maupun bersama terlahap kebelanjutan air. Solidaritas untuk ketahanan air dibutuhkan, semua kita (pemerintah, swasta, perhutani, warga) mesti mengambil alih sebagian tanggung jawab bersama. (M.Hasim-BRKS)

Tags: No tags

Comments are closed.