Hijau Cokelat Ilustrasi Minimalis Memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon Kiriman Instagram (1)

Hari Lingkungan Hidup 2024 : Degradasi Lahan Membuat kehidupan Masyarakat Dunia Terancam

Secara global, 5 Juni dirayakan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Peringatan ini, pertama kali ditetapkan PBB [Perserikatan Bangsa-Bangsa] saat konfrensi Stockholm tahun 1972.

Tema “World Environmental Day 2024” adalah “Restorasi Lahan, Penggurunan, dan Ketahanan terhadap Kekeringan”.

Arti lain penggurunan dikutip dari Wikipedia adalah disertifikasi, yakni jenis degradasi lahan yang relatif kering menjadi semakin gersang, kehilangan badan air dan vegetasi, serta hilangnya keanekaragaman hayati. Hal ini disebabkan berbagai faktor misalkan perubahan iklim dan juga aktivitas manusia.

Restorasi lahan merupakan pilar utama dari Dekade PBB tentang Restorasi Ekosistem [2021-2030], sebuah seruan untuk melindungi dan menghidupkan kembali ekosistem di seluruh dunia, yang sangat penting untuk mencapai SDGs [Sustainable Development Goals] atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, dalam pesannya mengatakan bahwa umat manusia bergantung pada tanah. Namun, di seluruh dunia, campuran beracun dari polusi, kekacauan iklim, dan pemusnahan keanekaragaman hayati mengubah lahan yang sehat menjadi gurun, dan ekosistem yang berkembang menjadi zona mati.

“Polusi tersebut memusnahkan hutan dan padang rumput, serta menguras kekuatan tanah untuk mendukung ekosistem, pertanian, dan masyarakat. Hal ini berarti panen gagal, sumber air menghilang, ekonomi melemah, dan masyarakat terancam punah. Kelompok masyarakat yang paling terancam dan terpukul,” ungkapnya.

Menurut Guterres, negara-negara di dunia harus memenuhi semua komitmennya untuk memulihkan ekosistem dan lahan yang terdegradasi. Juga, memenuhi seluruh kerangka kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal atau dikenal dengan istilah The Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework.

Negara-negara anggota tersebut harus menggunakan rencana aksi iklim nasional yang baru untuk menetapkan bagaimana mereka menghentikan dan membalikkan deforestasi pada tahun 2030.

Selain itu, harus meningkatkan pendanaan secara drastis untuk mendukung negara-negara berkembang dalam beradaptasi dengan cuaca yang tidak menentu, melindungi alam, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Pembangunan berkelanjutan sedang menderita dan kita terjebak dalam siklus mematikan. Penggunaan lahan bertanggung jawab atas sebelas persen emisi karbon dioksida yang memanaskan planet kita. Saatnya untuk membebaskan diri. Kita adalah Generasi Restorasi. Bersama, kita bangun masa depan berkelanjutan untuk tanah dan umat manusia,” ujar Guterres. (Sumber :mongabay.co.id)

Tags: No tags

Comments are closed.